Thursday, March 29, 2012

"Blaster" itu Bernama TOMCAT

Dewasa ini media sedang dipenuhi dengan isu serangga yang menyerang siswa-siswa SD yang meninggalkan luka dan gatal pada bekas serangannya itu. Serangga itu berukuran panjang kecil, berwarna hitam merah, belang-belang seperti pada gambar di bawah ini. 
sumber:google.com
Aku cukup kaget saat melihat gambar serangga belang-belang yang muncul hampir pada setiap berita di televisi saat ini. Aku teringat kejadian saat tinggal di asrama beberapa tahun yang lalu. Banyak penghuni asrama yang terkena gigitan serangga itu yang diduga karena asrama tempat kita tinggal merupakan bangunan baru dan bersebelahan dengan pesawahan. Salah satunya aku sendiri, tepatnya de sekitar mataku yang terkena serangga tersebut. Mataku bengkak sampai aku tak mengenal wajahku sendiri :'(
Gejala awalnya kulit yang terkena gigitan serangga itu terasa gatal, ada setitik luka, lama-lama luka itu berwarna merah dan perih. Jika sudah ada tanda-tanda seperti itu segeralah periksa ke dokter karena jika dibiarkan akan lebih lama lagi sembuhnya. Biasanya obat yang disarankan berupa salep, yang bisa langsung dioleskan pada kulit yang luka, pastikan sebelum mengoleskannya, tangan kita dalam keadaan bersih. Selain itu juga luka tersebut jangan terkena air agar lukanya cepat mengering, sembuh deh :)
Tak ada seorang pun yang mengetahui nama serangga tersebut. Lalu temanku tak sengaja menyebutnya dengan nama "blaster" karena serangganya belang-belang gitu. Akhirnya menyebarlah nama itu dan di sekolahku ramai-ramai menyebutnya "blaster".
Dan sekarang aku tau ternyata "blaster" itu TOMCAT :)
kalau ada tomcat, jerrymouse-nya ada ga ya? :)
apa pun serangganya, yang penting tidak mengganggu kita ya..setuju?

Sunday, March 25, 2012

Arti Dukungan Orang Tua


Sebagai siswa kelas 3 SMA yang sibuk mencari informasi perguruan tinggi yang diinginkan, aku tak jarang menemui guru BK di sekolah selain mencari sendiri lewat internet. Perguruan tinggi yang ku inginkan adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan pendidikan fisika karena aku suka pelajaran fisika yang menurutku cukup menantang dan cita-citaku ingin menajdi seorang pendidik.  Dari jalur pertama, PMDK UPI saat itu aku ikuti. Aku siapkan semua persyaratan, aku kumpulkan kepada pihak sekolah yang selanjutnya akan dikirim samapi tujuan.
Satu bulan kemudian pengumuman PMDK tiba. Hasilnya tak ada namaku tercantum disana. Melihat beribu-ribu pendaftar, aku sadar kalau nilaiku pas-pasan. Namun tak cukup sampai disana. Aku iseng mencoba daftar ke UMY dengan mengambil jurusan farmasi melalui jalur PMDK juga tanpa sepengetahuan kedua orang tuaku namun ternyata aku lolos. Selain itu juga aku mencoba ikut tes beasiswa Depag (departemen agama) untuk perguruan tinggi di seluruh Indonesia dengan pilihanku tetap UPI dan tak lolos juga.
Jalur kedua setelah PMDK yaitu Ujian Masuk (UM) UPI. Aku pergi ke Bandung bersama kedua orang tuaku yang sangat mendukungku kuliah disana untuk melakukan pendaftaran sampai orang tuaku meninggalkan pekerjaannya dan adikku yang saat itu masih berumur dua tahun. Hari-hari sebelum tes UM UPI, aku disibukkan dengan persiapan amaliyah tadris sebagai salah satu syarat lulus di sekolahku sehingga aku kurang persiapan untuk tes UM tersebut. Namun saat tes itu telah ku lalui, dengan banyaknya dukungan dari orang-orang di sekitarku aku sangat yakin dengan jawaban-jawabanku dan yakin akan lolos pada jalur ini.
Suatu pagi, temanku memberitahuku bahwa pengumuman UM telah dibuka. Jantungku berdetak sangat kencang seperti telah melakukan olahraga. Aku berlari menuju komputer dan mencari namaku. Hasilnya tak ada namaku juga disana. Aku masih tak percaya dan terus mencari namaku sampai mengulang puluhan kali. Aku putus asa, hari itu tak ada sedikit pun semangat. Mataku bengkak karena air mata yang tak bisa aku tahan, aku sangat kecewa melihat pengumuman UM, terlebih melihat kegembiraan teman-temanku yang lolos.
Deretan ujian syarat lulus di sekolahku telah ku lewati sampai perpisahan sekolah namun aku masih belum dapat kepastian untuk kuliah dimana. Aku memang punya pegangan di UMY meskipun tak ada niat dari awal. Jalur terakhir masuk UPI, SNMPTN aku ikuti tanpa rasa optimis seperti waktu mengkuti UM karena tidak mau kecewa saat mengetahui kalau aku tak lolos lagi. Pilihan pertama tetap pendidikan fisika, kedua pendidikan bahasa Inggris, dan ketiga Pendidikan Kewarganegaraan. Lagi-lagi dengan dukungan dari orang tuaku dan orang-orang di sekitarku.
Entah kenapa saat tes SNMPTN itu berlangsung, aku lebih banyak mengisi soal-soal IPS padahal aku jurusan IPA saat aku SMA dan sebelum itu aku latihan soal-soal IPA saja, bukan IPS. Tapi mungkin itu perasaanku saja. Karena harapan itu tak terlalu ku yakini, aku manfaatkan kelulusanku ke UMY. Dua kali aku pergi ke Yogyakarta bersama kedua orang tuaku dengan mengendarai bis dari Tasik ke Yogyakarta yang perjalanannya mencapai delapan jam. Pertama untuk tes kesehatan dan kedua untuk daftar ulang. Aku sudah mempunyai KTM, jaster, sampai asrama untuk aku tinggal selayaknya orang yang benar-benar akan kuliah disana.
Pengumuman SNMPTN pun dibuka, aku langsung mengeceknya di internet bersama kedua orang tuaku. Ayahku yang mengetik nomor ujian SNMPTN-ku di komputer, aku yang menyebutkan, dan ibuku yang ikut memperhatikan layar komputer. Dengan mengklik tombol enter, namaku muncul dengan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Alhamdulillah...inilah jawaban doaku dan orang tuaku selama ini. Meskipun bukan pilihan pertamaku, aku yakin inilah yang terbaik yang Allah berikan untukku dan mungkin inilah kemampuanku. Saat itu juga aku putuskan untuk melanjutkan pendidikanku di UPI :)
So, tetap semangat kuliahnya..jangan malas-malasan :)

Organisasi (Maha)siswa Saat Ini


Organisasi mahasiswa (ormawa) merupakan bagian dari sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Dewasa ini setiap mahasiwa dituntut untuk mengembangkan soft skill yang mereka miliki. Hard skill juga memang perlu namun saat terjun dalam kehidupan masyarakat, soft skill seseorang lebih diutamakan. Tak sedikit sarjana yang tidak mempunyai pekerjaan (pengangguran) karena mereka hanya mengedepankan hard skill yang mereka miliki.
Organisasi mahasiswa di kampusku sendiri sangat banyak.  Mulai dari bidang kepenulisan, kesenian, olahraga, sampai perpolitikan pun semuanya ada. Kita dapat memilih ormawa mana yang kita minati. Namun kendala yang dihadapi saat ini masih banyak mahasiswa yang tidak peduli dengan organisasi-organisasi seperti itu. Mereka lebih memilih istirahat di rumah dari pada mengikuti kegiatan mahasiswa. Selain itu juga tak jarang mahasiswa yang mengintervensi mahasiswa lainnya agar kontra terhadap kegiatan mahasiswa yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dengan meghalalkan segala cara bahkan mengatakan segala hal yang jauh dari kenyataannya.
Untuk menghadapi masalah ini, sebaiknya pihak ormawa sendiri mengadakan kajian-kajian tentang pentingnya mengembangkan soft skill dan adanya kebijakan universitas untuk mewajibkan setiap mahasiswa mengikuti kajian tersebut juga adanya sanksi  bagi mahasiswa yang tidak mengikutinya tanpa ada alasan yang jelas. Selain itu juga bisa dikaitkan dengan sertifikat untuk persyaratan sidang. Atau pun dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti minimal satu organisasi mahasiswa.
Selain itu, permasalahan ormawa yang dihadapi saat ini yaitu saling menjelek-jelekkan dari suatu ormawa terhadap  ormawa yang lainnya. Seharusnya setiap ormawa itu saling mendukung karena setiap ormawa pun memiliki tujuannya masing-masing. Yang harus diperhatikan juga apabila suatu ormawa melakukan keganjilan yang tak sesuai dengan budaya dan agama kita, kita bisa mengingatkannya, bukan menjelek-jelekkannya. Setiap ormawa memang memiliki tujuan yang sama yaitu mengharumkan nama baik universitas namun caranya saja yang berbeda.
Yang tak kalah pentingnya yaitu perpeloncoan saat pengkaderan sebuah ormawa. Mungkin ini salah satu factor keengganan mahasiswa mengikuti ormawa. Sebaiknya ada pengawasan dari dosen untuk hal ini, sehingga senior tidak sewenang-wenang dalam melakukan pengkaderan.
sumber gambar: google.com

Sunday, March 18, 2012

Tasik..I am coming

Hai..hai..apa kabar semuanya?aduh,udah lama ya ga nulis di blog. kangen deh jadinya :'(
emm..sebenernya banyak banget yang pengen aku ceriatain disini, tapi bingung mau nulis yang mana dulu.

Ya udah, mulai dari ceritaku waktu pulang ke Tasik aja ya..
Minggu kemaren tepatnya hari Jumat-Senin aku punya waktu buat pulang ke rumah. Alhamdulillah..setelah lama nunggu, nemu waktu yang pas juga. Senengnya bisa ketemu orang tua dan adik-adik di rumah. Bertemu mereka bikin semangat ini full lagi. Keceriaan kedua adikku buat aku selalu tersenyum, nasehat-nasehat kedua orang tuaku buat aku mengerti dan membuka mata kehidupan nyata ini, wuiih..kayak apa aja ya,hehe. tapi asli ko,serius. Kasih sayang mereka begitu terasa, walaupun tak mengumbar dengan kata-kata.
Tiga hari itu terasa cepet banget, tau-tau udah hari Senin lagi, waktunya kembali ke Bandung karena hari Selasanya aku harus kuliah, menjalani rutinitas seperti biasa. Sedih memang tapi itulah hidup, apapun yang terjadi kita harus selalu siap menghadapinya. Keinginan ga selalu seiring dengan kenyataan, tapi cobalah untuk menghadapi semua itu dengan ikhlas, "mencintai apa yang kita tak suka tapi Allah ridha" seperti yang pernah disampaikan dosen saat semester 1 dulu yang selalu ku ingat :)
ke Bandung lagi..semangat lagi udah refreshing di rumah :)