Monday, December 8, 2014

Nasi Liwet ala Anak Kos

Beberapa minggu yang lalu, aku dan teman-temanku masak-masak di kosan salah satu temanku setelah jam kuliah selesai. Kita memasak nasi liwet beserta teman-temannya (red: idamnya, lauknya). Tidak seperti yang aku kira, ternyata membuat nasi liwet yang enak itu cukup sederhana lho. Setelah itu, aku jadi sering membuatnya di kosan saat merasa bosan dengan menu makan yang biasa aku makan sehari-hari. Here I will tell the ingredients:
  1. Beras yang sudah dicuci bersih sesuai keperluan
  2. 3 buah daun salam
  3. 2 batang daun sirih, geprek agar aromanya keluar
  4. 2 batang daun bawang
  5. 3 siung bawang merah
  6. 3 suing bawang putih
  7. Garam secukupnya
  8. Penyedap rasa secukupnya
  9. 2 sendok makan margarin/minyak goreng
  10. Cabe rawit sesuai selera
  11. Air secukupnya
Cara membuat:
  1. Cuci bersih beras dan bahan-bahan yang lainnya
  2. Masukkan beras dan air ke dalam majic com, airnya kurang lebih satu telunjuk di atas beras, lalu masukka bahan-bahan yang lainnya, aduk agar bumbunya merata
  3. Masak, tunggu kurang lebih 20 menit
  4. Nasi liwet siap disajikan, selamat makan :D
Nasi liwet ini merupakan makanan khas Sunda yang biasanya cocok disajikan dengan ikan asin, tumis kangkung, sambal, dan kerupuk. Selamat mencoba :D
Dibuang sayang, foto-foto nasi liwet yang kita buat..hehe
 
lauk pauk saat kita membuat nasi liwet pertama (ups, ada ulen, itu mah buat cemilan ya, hihi)
 
 bahan-bahan yang pertama kali aku beli untuk membuat nasi liwet di kosan sendiri (maaf telurnya ikut juga, biasa, telur ini aku beli untuk teman makan mie :D)
 
bahan-bahan membuat nasi liwet di kosan sendiri for the first time
 
Taraa nasi liwet buatan aku, hihihi
 

Friday, August 29, 2014

Pra Perkuliahan (Part 2)

Hari ketiga pra perkuliahan dilakukan terpisah oleh masing-masing program studi. Untuk prodi PKn bertempat di auditorium FPIPS yang diawali dengan materi dari Ketua Jurusan mengenai strategi membaca, pemaparan profil PKn oleh Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan. Pada saat pemaparan profil PKn digabung dengan mahasiswa baru dari s1. Setelah istirahat, jam 1 dilanjutkan materi mengenai budaya membaca dan menulis. Pada sesi ini, kita dibagi menjadi dua kelompok sesuai kelas. Kelas A di ruang pertemuan lantai 4 dan kelas B di lantai 3 dengan fasilitas yang sangat memadai. Adapun yang membuatku “mikir” lagi saat itu dengan pertanyaan yang diajukan dosen “berapa buku yang telah Anda baca selama seminggu atau satu bulan?”. Aku memang jarang sekali baca buku, dari dulu sudah diniatkan akan menyisihkan uang untuk membeli buku setiap bulannya namun sampai sekarang belum tercapai juga. Satu buku pun sepertinya tidak aku selesaikan dalam beberapa bulan bahkan satu tahun. Jangankan buku di luar perkuliahan, buku perkuliahan pun aku hanya membacanya yang aku pikir diperlukan saja. Kalau novel-novel, aku kalah sama mamah yang lebih banyak tahu tentang novel-novel yang bagus. Untuk saat ini, aku akan membaca sebuah buku jika mamah mengabariku bahwa buku tersebut bagus untuk dibaca baru aku akan membacanya.  Sungguh, membaca buku belum menjadi budaya bagiku, tapi “lets gone be by gone”, yang lalu biarlah berlalu, mudah-mudahan ini bisa jadi pelajaran juga buat aku pribadi.
Masih di tempat yang sama, hari keempat pra perkuliahan membahas tentang strategi menulis teks akademik dan analisis artikel jurnal. Dari pembahasan tersebut, aku jadi sadar bahwa menulis itu merupakan keterampilan yang akan bisa dicapai jika terus dilatih. Artinya jangan takut salah untuk terus mencoba menulis, sangat wajar jika tulisan pertama kita masih salah. Pun sama seperti yang pernah menulis tapi sudah sangat lama tidak menulis, mungkin akan terasa canggung kembali. Tapi aku yakin, dengan terus berlatih, keterampilan menulis akan semakin baik. Selain itu, masih banyak lagi langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk menulis khususnya menulis teks akademik. Dalam pembahasan analisis artikel jurnal, aku dapat banyak informasi baru tentang cara membuat artikel jurnal, cara mengajukan artikel jurnal ke jurnal nasional maupun internasional. Di akhir pembahasan, kita langsung ditugaskan untuk menganalisis beberapa artikel jurnal nasional dan internasional yang berkaitan dengan PKn dalam sebuah tulisan. Tulisan tersebut ditulis tangan dalam kertas polio minimal dua halaman dalam waktu sekitar dua jam.
*lagi pusing-pusing nganalisis jurnal, foto dulu :D

Setelah menulis selesai dan istirahat sejenak, sekitar jam 4 sore dilanjut dengan evaluasi dan penutupan. Evaluasi dan penutupan ini seharusnya dilaksanakan pada hari kelima, yaitu pada hari Jumat, namun karena prodi akan mengadakan sidang sarjana, jadi dipajukan sore itu. Evaluasi dari pra perkuliahan ini seperti ujian pada umunya, satu lembar kertas soal yang terdiri dari lima soal dan satu lembar lagi kertas polio untuk jawaban. Soal-soal tersebut merupakan materi yang telah disampaikan selam pra perkuliahan. Selanjutnya penutupan langsung oleh Ketua Jurusan.
Alhamdulillah pra perkuliahan selesai, Senin depan sudah mulai kuliah. Semangat ;)

Pra Perkuliahan (Part 1)

Hari pertama pra perkuliahan ada kuliah umum dan pemaparan seputar SPs UPI yang bertempat di Gedung Ahmad Sanusi UPI atau dulunya bernama Balai Pertemuan Umum (BPU) UPI. Dimulai dari jam 8 pagi sampai sekitar jam 3 sore. Awalnya aku benar-benar tidak tahu apa saja agenda selama pra perkuliahan ini. Namun yang aku pikir pra perkuliahan ini tidak akan mungkin sama dengan mahasiswa baru jenjang s1 yang menggunakan berbagai atribut yang ditentukan oleh panitia. Di hari pertama ini, aku pergi bersama teman sekelasku saat kita kuliah s1 dulu yang sekarang sama-sama melanjutkan pendidikan masih di kampus ini. Sambil mengikuti rangkaian acara dengan tiga sesi, aku pun banyak bertemu dengan teman baru, berkenalan sambil sesekali bertukar informasi mengenai pra perkuliahan. Ternyata jadwal pra perkuliahan dan jadwal kuliah sudah ada di websitenya SPs, kita bisa langsung men-download-nya. Sekitar jam 9, ada kuliah umum dari Sekjen Kemdikbud, dilanjut pemaparan perkuliahan di SPs dan jam 1 pemaparan mengenai disiplin mahasiswa yang kurang lebih menjelaskan peraturan di kampus.
Pada saat sesi tanya jawab dalam kuliah umum, yang paling menarik menurut aku yaitu membahas tentang kurikulum 2013 dan kabar tentang kuliah s2 yang diperpanjang menjadi empat tahun. Beliau menegaskan bahwa waktu kuliah s2 tidak mungkin akan menjadi empat tahun, bahkan di kampus-kampus di dunia pun tidak ada perkuliahan s2 yang diselesaikan dalam waktu empat tahun, yang ada hanya jumlah SKS nya yang ditambahkan, sehingga dalam setiap semester, SKS nya dipadatkan. Peraturan ini baru disahkan bulan Juni lalu dan baru akan dilaksanakan tahun ajaran baru 2015/2016. Dalam peraturan tersebut kurang lebih menyatakan jumlah SKS yang harus ditempuh dalam jenjang pendidikan s2 ditambah menjadi sebanyak 72 SKS dari yang biasanya sekitar 48-54 SKS, sehingga kabar yang beredar adalah waktu untuk menyelesaikan pendidikan s2 diperpanjang menjadi empat tahun.
Ada pun informasi yang membuat kita “mikir” saat pemaparan seputar SPs UPI yaitu tentang “Hari Sakaratul Maut” (HSM) bagi mahasiswa angkatan 2014 ini. HSM berarti hari maksimal kita harus sudah menyelesaikan kuliah alias harus sudah lulus. Seperti yang telah kita ketahui, untuk jenjang s2 maksimal waktu tempuh kuliah itu tiga tahun. Jika lebih dari tiga tahun, maka mahasiswa yang bersangkutan dianggap drop out (DO) dan apabila ingin melanjutkan, tidak bisa masuk kembalai kepada program studi asal, tetapi harus memilih program studi yang lain. Misalnya tahun sekarang masuk program studi PKn, namun tiga tahun berikutnya belum dapat menyelesaikan kuliah karena berbagai kendala, maka dengan terpaksa harus DO meskipun sedang menyusun tesis. Jika ingin masuk kembali ke SPs, tidak bisa kembali ke prodi PKn namun harus masuk atau memilih prodi lain selain dari PKn. Begitupun dengan mahasiswa s3 yang harus dapat menyelesaikan kuliahnya maksimal empat tahun. Jika tidak, maka harus DO juga. HSM bagi mahasiswa baru s2 itu jatuh pada tanggal 31 Agustus 2017 dan bagi mahasiswa baru s3 yaitu 1 tahun setelahnya. Mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan kuliah ini tepat waktu, aamiin yra.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan Bahasa Inggris. Pada saat tes masuk SPs, soal yang diujikan adalah soal Bahasa Inggris dan Tes Potensi Akademik. Untuk mahasiswa yang kemampuan Bahasa Inggrisnya sudah memenuhi syarat, maka ia akan menerima surat dari SPs. Namun bagi mahasiswa yang tidak menerimanya, maka ia harus mengikuti tes TOEFL atau setara TOEFL dengan skor minimal 450 bagi mahasiswa s2. Bukti mengikuti tes TOEFL ini harus dikumpulkan maksimal pada semester satu. Bagi teman-teman yang masih duduk di bangku s1, lebih baik pelajari Bahasa Inggris dari sekarang karena kemampuan bahasa asing kita akan terus bermanfaat bagi kita kedepannya, baik untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk kebutuhan bekerja nanti. Terlebih untuk persyaratan beasiswa s2 dalam dan luar negeri biasanya selalu dibutuhkan bukti tes TOEFL atau setara dengan skor minimal 500 untuk dalam negeri dan 550 untuk beasiswa ke luar negeri. Tetapi untuk siapapun tidak ada kata terlambat untuk terus mempelajari bahasa asing. Seperti aku yang masih sangat jauh dari rata-rata, masih harus terus mempelajarai bahasa asing. Untuk mengajukan beasiswa pun, skor TOEFL aku belum memenuhi syarat, sehingga aku harus terus belajar. Selain untuk tuntutan akademik, masih banyak manfaat lain dari memiliki kemampuan bahasa asing.
Di hari kedua pra perkuliahan, jam 7 pagi penerimaan mahasiswa baru oleh rektor UPI dan kuliah umum di gymnasium bersama-sama dengan mahasiswa baru jenjang s1. Pada sesi ini, aku jadi teringat empat tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2010 aku pun merasakan hal yang sama sebagai mahasiswa baru jenjang s1, mengikuti masa orientasi kampus dan kuliah umum UPI (MOKA-KU UPI), mengenakan pakaian putih hitam dengan berbagai atribut warna-warni yang ditentukan oleh panitia tanpa rasa malu sedikit pun. Saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, aku berangkat dari tempat kos sekitar jam 5 selepas sahur langsung mandi dan siap-siap mengikuti rangkaian acara MOKA-KU UPI. Ya, saat langit masih gelap aku harus segera sampai di gymnasium karena takut terlambat. Berbagai rangkaian acara aku ikuti selama empat hari, memang sangat cape namun banyak juga hal positif yang aku dapat sebagai mahasiswa baru di kampus ini. Jika aku ingat kejadian itu sekarang, jadi ingin senyum-senyum sendiri, rasanya sangat lucu, konyol, polos, ah meskipun begitu tetaplah menjadi unforgettable moment, hihihi. Pada tahun ini, ada sesuatu yang baru bagiku saat sesi penerimaan mahasiswa baru yaitu adanya janji mahasiswa tentang anti plagiat, anti perpeloncoan, dan anti mencontek. Perwakilan dari setiap fakultas dan perwakilan dari kampus daerah masing-masing dua orang maju ke depan untuk membacakannya dan diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Entah dari tahun kemarin atau tahun ini mulai ada janji tersebut, yang jelas adanya janji mahasiswa itu untuk kebaikan mahasiswa sendiri, dosen, lembaga, dan yang lainnya.
 *kurang jelas ya? maklum, diambil dari lt.3, pake kamera hp lagi :D
Jam 10 di hari kedua ini, dilanjut dengan materi tentang plagiarism di BPU dan pemaparan tentang Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) pada jam 1nya setelah istirahat. FKM ini merupakan suatu organisasi di SPs UPI yang menaungi berbagai kegiatan di luar perkuliahan dengan berbagai bidang/departemen. Mungkin tidak jauh berbeda dengan BEM untuk mahasiswa s1. Melihat berbagai kegiatan yang ditayangkan membuatku ingin mengikutinya, ingin mencari pengalaman dari FKM ini.
 --Bersambung...

Monday, July 14, 2014

Persiapan Ujian Sidang Sarjanaku

Ujian sidang skripsi merupakan ujian terakhir selama kuliah pada jenjang s1. Perjuangan kita selama menyusun skripsi yang telah menghabiskan segala energi ini akan diuji selama beberapa jam. Dalam ketentuan di jurusan aku, untuk mengikuti sidang sarjana minimal sebanyak 20 orang peserta. Jika belum mencapai 20 orang, maka harus menunggu yang lain. Pada saat itu, target aku wisuda bulan April, sehingga harus selesai ujian sidang maksimal bulan Februari, namun sampai Februari akhir belum sampai 20 orang juga. Dengan berbagai kendala yang ada, akhirnya aku bisa ujian sidang pada awal bulan April yaitu tanggal 8 April 2014 dengan peserta sidang sebanyak 32 orang. Oleh karena itu, aku tidak bisa mengikuti wisuda pada gelombang pertama di bulan April. Kecewa pasti ada, tapi aku yakin ini sudah jalannya, ini sudah yang terbaik dan ternyata memang benar. Salah satu hikmahnya bulan April kemarin orang tuaku sedang sangat sibuk dalam pekerjaanya. Jika aku wisuda pada gelombang pertama, mungkin orang tuaku tidak bisa datang. Ah, apalah artinya wisuda kalau orang tua sendiri tidak bisa hadir, hehehe.
Setelah acc skripsi dari bab I-V, masih banyak yang harus dikerjakan sebelum skripsinya dijilid. Mulai dari penyusunan daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, lembar pengesahan, kata pengantar, ucapan terima kasih, pernyataan, lampiran, sampai abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lampiran pun tidak sedikit, mulai dari instrumen penelitian, hasil perhitungan (jika penelitian kuantitatif), hasil wawancara, hasil observasi, dokumentasi, absensi siswa+RPP (jika penelitian tentang pembelajaran di kelas), surat-surat izin penelitian (dari jurusan, fakultas, universitas, sekolah, dinas, atau pun lembaga-lembaga yang bersangkutan), Surat Keputusan pembimbing dan penguji, daftar ceklis pustaka, daftar pustaka, sampai riwayat hidup. Namun semua ini bisa dikerjakan sambil menunggu hasil bimbingan skripsi agar tidak terlalu berat di akhir.
Adapun beberapa persyaratan yang harus disiapkan untuk mengikuti ujian sidang sarjana di jurusan PKn FPIPS UPI, mulai dari 10 buah pas foto hitam putih (untuk perempuan harus memakai kebaya), surat bebas perpustakaan, surat bebas iuran kemahasiswaan (IUK), transkip nilai yang telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing akademik, lembar pengesahan skripsi dari pembimbing, bukti mengikuti tes TOEFL di Balai Bahasa UPI, bukti pembayaran SPP, bukti pembayaran wisuda di fakultas, artikel antologi (hard copy+soft file yang sudah diburning ke CD) sampai surat permohonan ujian sidang untuk ketua jurusan. Untuk tes TOEFL di Balai Bahasa UPI, selalu dilaksanakan setiap minggunya dan langsung dapat mengambil sertifikatnya beberapa hari setelah tes dilaksanakan. Biaya tes TOEFL (disana tes PTESOL yang setara dengan TOEFL) pada saat itu Rp 50.000 untuk mahasiswa dengan menunjukkan foto copy KTM dan Rp 75.000 untuk umum. Untuk surat bebas IUK, kita dapat mengambilnya di sekre BEM REMA UPI di PKM lantai 1 sebelah kanan. Kita dapat menanyakan kesana apakah sudah bayar atau belum, setiap tahunnya IUK ini sebesar Rp 17.000. Jika belum, kita dapat langsung bayar saat itu juga dan langsung dapat suratnya. Untuk surat bebas perpustakaan, kita datang ke perpustakaan dengan menunjukkan KTM dan meminta surat untuk ujian sidang, lalu kita menulis identitas di buku yang disediakan dan petugasnya akan memeriksa KTM kita, mengeceknya apakah masih ada buku yang dipinjam atau tidak. Setelah itu, saat itu juga kita langsung mendapat surat bebas perpustakaan untuk syarat sidang dan KTM kita secara  otomatis tidak dapat digunakan lagi untuk meminjam buku disana maupun mendeteksi kita saat masuk kesana.
Untuk lembar pengesahan skripsi dari pembimbing, minimal kita harus menyediakan sebanyak tujuh lembar yaitu lima lembar untuk skripsi yang akan dijilid dan dua lembar untuk dikumpulkan bersama dengan syarat yang lainnya kepada bagian administrasi di jurusan. Tanda tangan pembimbing harus menggunakan pulpen berwana biru sebagai bukti tanda tangan tersebut asli. Pembayaran wisuda dilakukan di fakultas lantai 1 di ruangan depan bagian akademik dengan mengisi identitas di komputer yang telah disediakan. Setelah itu, kita bisa meminta transkip sementara di fakultas. Adapun transkip sementara dari jurusan yang kita isi sendiri secara manual dan dicek bersama dosen pembimbing akademik berdasarkan transkip sementara dari fakultas. Bukti pembayaran wisuda jangan sampai hilang karena pada sehari sebelum wisuda, untuk mengambil toga kita harus menunjukkan bukti tersebut.
Skripsi untuk ujian sidang, kita menyiapkan lima skripsi yang telah di-soft cover berwarna merah. Skripsi tersebut kita serahkan kepada dua pembimbing dan tiga penguji setelah SK penguji turun beserta surat pengantar dari jurusan. SK penguji tidak akan disahkan apabila peserta sidang belum memenuhi syarat, sehingga beberapa minggu sebelumnya kita mengadakan kumpulan bersama sekretaris jurusan untuk mengetahui seputar administrasi dan teknis sidang.
*5 skripsi untuk sidang, cukup di-soft cover

Empat hari sebelum hari H ujian sidang, SK penguji diumumkan. Saat yang cukup mendebarkan, namun percayalah, setiap penguji memang mempunyai karakter masing-masing, yang terpenting adalah persiapkan ujian sidang semaksimal mungkin. insyaAllah apapun pertanyaan yang diajukan penguji, bisa kita jawab. Toh kita sendiri yang menyusun skripsinya, revisi berkali-kali, pastinya secara tidak langsung juga dibaca berulang-ulang, hehe. Selain berusaha mempersiapkan segalanya, jangan lupa berdoa kepada Allah, Dia lah yang mengatur segalanya, jangan lupa juga minta doa pada orang tua, doa orang tua itu selalu ada untuk anaknya.
Selamat berjuang, sukses selalu untuk kita semua. Aamiin yra :)

 *alhamdulillah "mereka" sangat mengerti aku, tetep sholeh meski dipake terus-terusan, hihihi.

*penyusunan draft butuh ketelitian, cek lagi sampai susunannya benar

*kertas yang ada lambang UPI nya ini sebagai pembatas antar bab

Wednesday, July 9, 2014

Euforia Pilpres

Merasa ada yang berbeda dengan hari ini? mengapa sekolah maupun instansi yang lainnya diliburkan? Ya, hari ini Rabu tanggal 9 Juli 2014 merupakan hari yang mungkin ditunggu-tunggu oleh sebagian besar warga Negara Indonesia. Hari penentuan presiden kita untuk lima tahun ke depan. Indonesia sebagai negara republik yang menganut sistem demokrasi memberikan kebebasan kepada warganya untuk memilih sendiri presidennya, sehingga dapat dikatakan hari ini semua warga Indonesia sedang merayakan “pesta demokrasi”.
Pemilihan presiden ini dilakukan oleh semua warga yang telah memiliki hak pilih. Sebagai pemilih pemula tentunya saya juga ikut memilih. Saya yakin teman-teman semua pun ikut memberikan suaranya. Kita semua tahu satu suara yang kita berikan sangat berpengaruh untuk Indonesia ke depannya.
Entah kenapa sekarang saya ikut deg-degan melihat hasil perhitungan suara sementara yang ditayangkan di televisi. Bagaimana tidak, pasangan calon presiden yang diusulkan hanya ada dua pilihan, nomor satu dan nomor dua. Perhitungan suara sementara masih berbeda-beda dari tim survey yang berbeda-beda pula dengan perbedaan angka yang sangat tipis. Kalau saya bayangkan mungkin ini bagaikan dua orang yang sedang melakukan lomba maraton menuju garis finish. Survey yang dilakukan baru sekitar 10% dari total suara yang diajukan. Namun demikian, siapa pun yang akan menjadi Presiden kita kedepannya insyaAllah itu yang terbaik yang mudah-mudahan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi, aamiin yra.
Akhirnya saya kembali  bingung mau menuliskan apa lagi di postingan kali ini. yang pasti saya greget menonton hasil perhitungan sementara. Mungkin sedikit lebay tapi ini benar. Ya sudahlah, cukup sekian dan terima kasih. Mari kita sama-sama menyaksikan hasil dari pemilihan presiden ini. *yuuk hehehe* (ah ini mah curhat :p)

Tuesday, June 24, 2014

Pencarian Warga Belajar

Liat di sosmed kayaknya lagi pada sibuk KKN nih. Wah jadi ingat satu tahun yang lalu, aku pun sudah melewati masa-masa KKN itu. Waktu itu tema KKN aku keaksaraan fungsional yang mana aku dan teman-teman kelompok KKN ku mengajarkan warga setempat untuk dapat membaca, menulis, dan berhitung (calistung). KKN ini bisa dibilang gampang-gampang susah soalnya mengajak warga usia produktif untuk “belajar” bukan hal yang mudah, namun dibandingkan dengan tema KKN lain, tema ini lebih terfokus. Banyak dari mereka belum memiliki kesadaran sendiri akan pentingnya memiliki kemampuan membaca, menulias, dan berhitung.
Setelah melakukan perizinan kepada pemerintah setempat (Lurah, Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Ketua-Ketua RT), minggu pertama yang kami lakukan adalah mencari warga yang belum memiliki kemampuan calistung dengan mendatangi rumah-rumah warga. Dari 10 orang, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendatangi rumah warga berdasarkan RT. Tak lupa kami memakai jas almamater untuk menunjukkan identitas kami, namun hal ini menjadikan kami memiliki “jarak” dengan warga dan terkesan kurang dekat. Bahkan ada beberapa warga yang menghindar masuk ke rumahnya saat kami akan menemuinya. Esok harinya kami memakai pakaian santai. Dengan demikian, kami lebih mudah menemui warga setempat.
Beberapa hari berlalu, kami menemukan banyak warga yang kami cari untuk mengikuti pembinaan keaksaraan. Suatu hari, kami berencana mengumpulkan warga yang bersangkutan untuk memberikan pengertian mengenai pembinaan keaksaraan, pengisian formulir warga belajar, pembagian kelompok belajar, dan tempat belajar. Namun pada saat itu hanya ada seorang warga yang datang. Dia seorang perempuan paruh baya yang memiliki semangat tinggi untuk mengikuti pembinaan keaksaraan. Dia menceritakan bahwa ada beberapa orang tetangganya yang ingin mengikuti pembinaan ini namun mereka merasa malu dan ada pula yang memiliki kesibukan yang tidak dapat mereka tinggalkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Melihat berbagai kendala tersebut, kami melakukan pendekatan dengan memberikan keluasan kepada warga untuk memilih waktu dan tempat belajar. Dengan cara tersebut dan ajakan dari seorang perempuan paruh baya tadi, kami mendapatkan satu kelompok belajar yang bertempat di rumahnya pada pukul 10 pagi.
Merasa kurang efektif dengan cara pengumpulan warga, kami melakukan pendataan warga yang bersangkutan melalui sebuah lembaga khusus yang menangani masalah keaksaraan. Namun ternyata data tersebut sudah tidak akurat alias sudah tidak berlaku setelah kami menanyakaan kepada salah satu ketua RT yang rumahnya kami tinggali selamaa KKN berlangsung. Selain itu, kami mendatangi ketua-ketua RT lain untuk mensosialisasikan program kami. Respon yang mereka berikan sangat baik dalam mendukung program kami. Namun tidak semua warga sependapat dengan ketua RTnya. Ada berbagai alasan mereka untuk tidak mengikuti pembinaan yang kami rencanakan. Adapun warga yang sangat antusias untuk mengikutinya. Bahkan ada beberapa warga yang usianya lebih dari 60 tahun ingin mengikuti program kami. Meskipun kami hanya menargetkan warga usia produktif (15-45 tahun), kami sangat terbuka jika ada warga yang demikian. Pendataan warga inilah yang kami rasa cukup sulit. Kami memerlukan hampir dua minggu untuk melakukannya sampai pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Selam itu pula kami merekap profil warga belajar, menyusunan perencanaan pembelajaran, peneetapan tutor, dan sebagainya. Setelah melewati tahapan tersebut akhirnya kami memiliki tiga tempat belajar masing-masing kelompok belajar tingkat dasar dan tingkat lanjutan.

Wednesday, May 21, 2014

Cukup Menguras Pikiran

Bagaimana jadinya kalau soal-soal yang keluar saat ujian berbanding terbalik dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya? Mungkin agak kecewa juga tapi ya ga perlu juga kayaknya kalau mau menyalahkan pembuat soal, salah siapa hanya terfokus pada materi tertentu, hehe. Sudahlah, sekarang kita berdoa aja, mudah-mudahan ditunjukkan yang terbaik oleh Allah SWT aamiin yra.
Sekitar jam 6.20 aku berangkat dari kosan dengan membawa tas beserta isinya termasuk alat tulis dan kartu tanda peserta. Pagi itu terasa sangat dingin. Hampir sebulan di Tasik, kembali ke Bandung seperti kembali ke tempat baru, beradaptasi kembali. Entah itu beradaptasi dengan udara maupun dengan pola makan. Mungkin karena aku yang sedang kurang fit dan makan tidak teratur, didukung udara dingin yang baru saja aku rasakan kembali, jadilah hidungku terkena flu. Tak lupa aku membawa bekal untuk sarapan seadanya, roti dan air mineral.
Sesampainya di depan gedung Sps UPI (Sekolah Pasca Sarjana UPI), sudah cukup ramai, banyak orang lalu lalang keluar masuk gedung dan beberapa orang yang menawarkan alat tulis seperti papan, pensil, penghapus, dan sebagainya. Ruangan tempat aku tes berada di lantai 3 sebelah kiri gedung tersebut. Cukup mudah untuk menemukannya karena memang saat itu suasananya cukup ramai, sangat terasa adanya pelaksanaan tes. Sebelum tes berlangsung, aku menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Tempat dudukku tepat di bawah pendingin ruangan (AC), merasa was-was karena memang saat itu aku sedang flu. Aku takut flu itu mengganggu konsentrasiku saat mengerjakan soal. Dugaanku benar. Selama mengerjakan soal, aku terus menerus flu dan batuk. Beberapa kali aku menahan batukku dengan minum, karena takut mengganggu peserta tes yang lainnya. Di saat seperti itu, terkadang kita sulit untuk berfikir positif. Berharap saat ujian dapat konsentrasi namun ternyata tidak. Hiks. Ku kerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kemampuanku.
Tes yang diujikan terdiri dari soal Bahasa Inggris dan Potensi Akademik yang cukup menguras pikiranku. Melihat soal seperti itu aku semakin ingin lebih meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisku yang masih sangat berantakan. Masih banyak kosakata yang belum aku mengerti saat aku membaca panjangnya teks. Aku masih menggunakan cara mengira-ngira dengan menyambungkan kata dan kalimatnya dengan mengambil kata kuncinya. Aku pikir mungkin jika nanti aku lulus dan menjalani perkuliahan akan banyak menggunakan bahasa internasional itu. Mungkin soal-soal tersebut merupakan contohnya. Dengan waktu 90 menit, aku harus menyelesaikan 60 soal Bahasa Inggris. Meskipun soal-soal tersebut berdasarkan pada teks, banyak soal yang berkaitan dengan grammar, kosakata, penghitungan dan sebagainya. Berbeda dengan soal Bahasa Inggris, soal Pontensi Akademik terdiri dari 120 soal. Parahnya, sekitar 30-40 nomor terakhir aku kerjakan di 15 menit terakhir. Aku terlalu terfokus pada soal yang sulit. Padahal seharusnya kita dapat mengerjakan soal-soal yang mudah terlebih dahulu. Ini jadi pelajaran bagiku agar kedepannya bisa lebih mengatur waktu dalam mengerjakan soal. Untungnya tes ini tidak ada sistem pengurangan nilai jika jawabaan kita salah, sehingga aku coba isi semua soal meski tidak yakin jawabanku itu benar atau salah.
Bismillah. Jika ada keinginan, insyaAllah ada jalannya. Semuanya ku pasrahkan pada Mu, Ya Allah. Jika memang ini yang terbaik, lancarkan dan mudahkan jalanku ini, aamiin yra.
Mohon doanya :)

Monday, May 19, 2014

Kwetiau Favorit

Penyusunan skripsi tentu akan terasa jenuh jika dilakukan terus menerus tanpa istirahat terutama jika satu semester itu hanya mengontrak skripsi tanpa kegiatan lain. Untuk mengatasinya biasanya aku melakukan apapun yang aku suka. Entah itu dilakukan di kosan, di kampus, mau pun di luar kosan dan kampus. Lakukanlah apa yang menjadi hobimu agar otak kembali fresh. Manjakan dirimu, hehe. Tapi yang sering ku lakukan adalah jajan, jadilah badanku tumbuh ke samping *ups jujur hihihi.
Suatu hari secara tak sengaja aku membuka grup di fb, ada info seminar kepenulisan yang salah satu pematerinya Darwis Tere Liye. Wow, dia penulis yang sangat menginspirasi bagiku. Aku sangat tertarik untuk mengikutinya.
Aku ikut acara itu sendirian, ku ajak teman-temanku namun mereka sudah punya jadwal masing-masing di hari itu. Saat jam istirahat siang, aku mencari makan pun sendirian (sedih, ga dikasih makan pula sama panitia, emang harga ga pernah bohong sih *ngomong sendirian* hihihi) dan ku temukan makanan ini, taraaa:

Ya, this is kwetiau goreng, tepatnya ada di kantin pasca UPI (belakang gedung pasca Upi, sebelah ampiteater Upi/Gd kebudayaan). Kalau menurut aku rasanya enak, bumbunya pas, kematangannya pas, sayurannya sesuai sama takaran kwetiaunya, ada telur, ayam suir, potongan baso sama potongan sosis. Nice. Rasanya beda sama kwetiau-kwetiau yang pernah aku cobain sekitar kosan. Piringnya pakai piring bambu dilapisi kertas nasi. Cukup sederhana namun rasanya pas, dengan harga pas Rp 9rb. Ibunya juga baik. Pas masuk kantin, kedai ini ada di sebelah kanan dekat dengan kedai seblak dan minuman. 
Selain kwetiau goreng, ada juga kwetiau kuah. Kalau kwetiau kuah, tampilannya hampir mirip dengan mie baso tapi ini mie-nya diganti dengan kwetiau. Sayurannya pakai kol. Basonya seperti baso beneran, eh maksudnya bukan baso yang seperti aci gitu kenyal-kenyal gitu, yang ini basonya lumayan enak menurutku dan menurut teman-temanku yang sering makan siang disini juga. Oh iya kalau kwetiau kuah tempatnya bukan pakai kertas nasi tapi pakai mangkok biasa dan disediakan kecap sambal seperti di tukang baso lainnya, hehe. 
Kalau makan siang disini rasanya kayak ikutan jadi mahasiswa pasca tapi kayaknya mukanya belum kewajahan, hehe. Mudah-mudahan suatu saat nanti aku bisa melanjutkan pendidikanku di Pasca Upi ini, aamiiin yra :) 

Mengatasi Bengkak dengan Beras dan Kencur

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ya, kalimat yang sering kita dengar ini memang benar adanya. Kita lebih baik menjaga kesehatan daripada sakit lalu mengobatinya. Namun jika kita mendapat ujian berupa suatu penyakit atau pun kejadian yang tidak diinginkan tentunya harus memiliki solusi untuk mengatasinya. Tidak ada satu pun penyakit yang paling enak, sekali pun flu yang mungkin sering diremehkan namun tetap saja flu ini mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Badan kita yang biasanya dapat melakukan segala kegiatan dengan normal akan terganggu jika ada salah satu dari anggota tubuh yang sakit atau terluka. Berbagai macam obat untuk mengatasinya sering kita temukan baik dari bahan kimia maupun herbal, bergantung kebutuhan.
Beberapa minggu yang lalu aku terjatuh dari motor. Mata kakiku sedikit terluka, ku obati dengan obat luka biasa karena menurutku itu hanya lecet biasa. 1, 2 hari berlalu aku bisa berjalan seperti biasa namun di hari ketiga kakiku mulai terasa sakit bahkan bengkak. Lalu aku diurut ke tukang urut setempat. Tidak ada perubahan, kakiku tetap sakit, terasa sangat berat, untuk berdiri pun sangat susah terlebih untuk berjalan. Makin hari kakiku semakin bengkak, mamah dan nenekku menyarankanku untuk mengompresnya dengan air hangat dan mengobatinya dengan tumbukkan beras dan kencur. 
Caranya cukup mudah. Kompres bagian yang bengkak dengan air hangat dengan handuk kecil atau apapun yang menyerupainya, setelah beberapa kali dikompres keringkan bagian yang bengkak, tumbuk beras dan 2-3 cm kencur (tergantung ukuran bengkaknya) yang sudah dibersihkan lalu tempelkan pada bagian yang bengkak, biarkan tumbukkan beras dan kencur itu sampai kering. Bersihkan. Waktu itu, ku lakukan hal itu setiap sebelum tidur agar kakinya dibiarkan istirahat. Saat tidur, sebaiknya posisi kaki lebih tinggi daripada badan kita untuk melancarkan peredaran darah. Jangan kaget saat bangun tidur, beras sama kencurnya akan mengelupas sendiri dan berjatuhan ke kasur, hehe.
Alhamdulillah setelah kurang lebih 3-4 kali kakiku tidak bengkak lagi, terasa ringan, dan dapat berjalan normal seperti biasanya. Tapi semua itu tetap tak luput dari pertolongan Allah yang memberikan kesembuhan, jadi selain berusaha kita juga tetap harus berdoa supaya diberi kesembuhan :)

Friday, April 18, 2014

Tips Mudik Bagi Mahasiswa Perantau

Sebagai mahasiswa perantau, mudik adalah moment yang paling ditunggu. Selain bisa bertemu dengan orang tua dan keluarga lainnya, mudik juga bisa membuat pikiran kita fresh lagi, otaknya diistirahatkan dulu dari berbagai tugas di kampus, hehe. Melihat keadaan yang terjadi di terminal, membuatku ingin sekali membuat postingan seputar mudik seperti yang biasa aku rasakan. Langsung aja, ini dia beberapa tips mudik dengan kendaraan umum ala v3n (red: fitri en-panggilaanku saat SMP karena ada dua orang yang bernama fitri):
  • Pakai baju yang nyaman, simple, ga ribet, begitu pun dengan sepatu. Jangan dulu pakai sepatu dengan hak tinggi gitu. Uh.. it’s a big NO ^^
  • Bawa barang seperlunya. Kalau bisa cukup satu tas gendong biar ga ribet kalau lagi berburu kendaraan.
  • Hati-hati dengan barang berharga. Simpan di tempat yang aman. Misalnya di tas di bawah barang paling bawah. Resleting tas simpan di ujungnya. Simpan uang di lebih dari satu tempat, untuk atisipasi salah satunya hilang.
  • Kalau berburu bis, jangan mengantri di pintu depan soaalnya pintu depan itu buat penumpang yang mau turun. So, mengantri di pintu belakang ini khusus kalau lagi mudik yang benar-benar penuh dan bisnya jarang ada karena terkena macet.
  • Bawa bekal secukupnya (makanan dan minuman), khawatir macet dan lapar saat perjalanan.
Selamat mudik dan berkumpul bersama keluarga tercinta ;) 

Bandung, 18 April 2014. 10.30 WIB
Ditulis di bis setelah sekitar 2 jam menunggu bis datang

Wednesday, April 2, 2014

Jatuh Hati pada Jigoku Ramen

Hallo semuanya. Kali ini aku mau review makanan nih kayak para food blogger lainnya, hehe. Padahal blog ini berisi segala sesuatu yang ingin aku tulis :p tapi ga apa-apa ya, soalnya kalau aku apa-apa, aku sering googling dulu, mau beli makanan, make up, pergi ke tempat wisata, dll, hehe. Postingan aku sebelumnya belum pernah mereview makanan, paling juga masukin resep makanan, so bisa dibilang this is my first posting about food review, hehe bener ga grammarnya? :p
Oke, postingan aku kali ini mau sedikit membahas ramen. Ramen ini sejenis mie yang lagi booming di kota-kota di Indonesia termasuk di Bandung. Banyak sekali tempat makan yang menyediakan makanan khas Jepang ini dengan berbagai toping. Dari setiap tempat makan itu memiliki khasnya masing-masing dengan harga yang bervariasi. Kalau untuk mahasiswa seperti saya sepertinya suka sama makanan yang murah tapi enak, hahaha. Kalau yang mahal sih biasanya pasti enak :p Nah, dari beberapa ramen yang pernah aku coba di Bandung, aku ketagihan sama ramen yang ada di Cikutra. Ya, namanya Jigoku Ramen. Aku tahu tempat  ini dari teman PPL ku semester lalu, teh Uci (makasih teh Uci, hihihi). Saat PPL dulu, kita punya rencana buat makan ramen disana tapi belum pernah kesampaian sampai sekarang karena berbagai hal, huhuhu.
Suatu hari, aku sama orang terdekatku yang sama-sama suka makan nyari si jigoku ini ke Cikutra. Pertama liat depannya aja udah banyak sekali motor yang parkir disana plus para pengunjung yang lagi nunggu panggilan alias as a waiting list. Saking penuhnya tuh tempat parkir, motor yang kita tumpangin sampe diparkir di sebrangnya. Wow, makin penasaran saja nih sama ramennya. Ko bisa orang-orang mau ngantri segitunya, hehe. Jauh-jauh dari Setiabudi ga mungkin dong dibatalin makannya gara-gara liat banyaknya pengunjung. Ya sudah, kita coba dan ternyata kita waiting list ke 17 :D Aku masih ingat waktu itu aku sampai nunggu sekitar satu jam, hahaha.
Ga jauh sama tempat makan lainnya, pas masuk kita dipersilahkan duduk trus dikasih daftar menu sama buku pesanannya. Waktu itu kita pesan ramen yang topingnya ekado dengan kuah original dan sosis dengan kuah khas jigoku. Menu yang lainnya banyak sudah habis, padahal waktu itu aku kesana sekitar jam 4 sore. Harga dari kedua menu itu cukup terjangkau yaitu masing-masing 13k tapi rasanya ternyata sangat memuaskan, enak, dan banyak :D This is it
ekado ramen

sosis ramen

Untuk levelnya, di jigoku ini angkanya ganjil, 1, 3, 5, dst. Kalau untuk aku yang ga terlalu suka pedas tapi ingin sedikit ada pedas-pedasnya aku pesan level 1, hihihi. Lumayan pedas dikit, tapi ga terlalu pedas, cucok deh :D
Minumannya kita pesan Virginia yang harganya 9k sama air mineral yang harganya 3k.

Dengan harga 9k, minuman ini enak ko. Ada es krim sama keju yang lumayan banyak di atasnya. Tapi kalau buat kesehatan, abis makan yang pedas-pedas sih emang baiknya minum air mineral. Selain murah, sehat juga. Mau sehat ga harus mahal kan?hahaha :D
Over all, ramen ini sangat cocok buat pelajar dan mahasiswa, rasanya enak, murah, banyak lagi, yummy :D Oh iya, makanan dan minuman di Jigoku Ramen ini ga lebih dari 20k. Pantesan ya pengunjungnya penuh terus, apa lagi kalau weekend dan memang tempat ini tidak membuka cabang lagi. Pokoknya aku ga nyesal nunggu lama buat makan ramen disini, aku malah ketagihan, hahaha :D
Sekian. Thanks udah mau baca review makanan pertamaku ^^

Thursday, March 27, 2014

Cerita Mahasiswa Tingkat Akhir

Bismillah, 5 rangkap skripsi buat sidang :)

Bimbingan-revisi-bimbingan-revisi-acc-bimbingan-revisi, dst. Ada yang tau maksudnya apa?hehe. Ya, bimbingan skripsi. Sebagai mahasiswa tingkat akhir pasti mengalami ini, bisa dibilang suka duka menyusun skripsi. Entah kenapa jadi sensitif banget kalau ada yang nanya "udah nyampe bab berapa?", "kapan lulus?", "kapan wisuda?", apalagi kalau ada yang nanya "kapan nikah?", aduh kerasa nyesek banget pokoknya, kadang agak kesel juga sampe mikir yang negatif-negatif, emangnya gampang nyusun skripsi, emangnya ngerasain gimana nyusun skripsi, huaaa semuanya campur aduk jadi satu. tapi ada baiknya juga banyak yang nanya gitu soalnya bisa jadi motivasi juga biar semangat ngerjainnya, hehe. Galau, kepikiran terus gimana nasib skripsi, kalau cewe sih ngelampiasinnya ke makan. Jadi kalau aku pribadi pas nyusun skripsi ini malah jadi gendut bukan ngurusin :D
Penyakit yang sering diderita sama mahasiswa tingkat akhir yang lagi nyusun skripsi itu MALES. Banyak banget alasannya, bentar ah ol dulu, makan dulu, tiduran dulu, nonton tv dulu, sampe akhirnya ngerjain skripsinya cuma 10 menit, bahkan ga dapet sehalaman pun sama sekali, keburu ngantuk, tidur deh. Hadeuh.. Padahal males itu bisa berakibat fatal, ketinggalan jauh dari yang lain dan menyesal. Awas lho, penyesalan itu datangnya diakhir, kalau diawal namanya pendaftaran :p (kata Mario Teguh). Emang bener itu aku ngerasain banget, hahaha. Insap.. Insap.. :D
Kalau ada alasan dosen pembimbingnya susah ditemuin atau terlalu perfeksionis itu cuma alibi. Dospem yang susah ditemuin itu wajar namanya juga dosen, kegiatannya banyak. Kalau dibilang terlalu perfeksionis juga wajar, malah bagus berarti skripsi kita benar-benar diperiksa, mudah-mudahan pas sidang ga ada revisi, hehe aamiiin. Intinya semua itu bergantung pada diri kita sendiri. Sebanyak apapun orang yang memberi motivasi kepada kita, kalau kitanya ga ada keinginan itu sama aja bohong. Kan kita sendiri yang ngerjain, hehe. tapi motivasi itu memang sangat berarti, ceileh :D
Setiap abis bimbingan terus di-acc itu senengnya luar biasa, tapi abis itu ada lagi bab selanjutnya, ada lagi ini itu, revisi lah, galau lah, apa lah, nikmatin aja #nelen ludah, hihihi :D
Setelah melewati seabreg suka duka nyusun skripsi ini alhamdulillah akhirnya skripsi aku beres juga. Tidak sampai disini, perjalananku masih panjang, belum sidang skripsi. Apalagi nanti abis lulus, dan seterusnya dan seterusnya. Terima kasih banyak buat orang tua dan orang-orang terdekat yang selalu mendukung aku, mendengarkan keluh kesahku, dsb sampai skripsi ini beres juga. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu, aamiin.
Selamat buat teman-teman yang sebentar lagi mau wisuda, tetap semangat buat teman-teman yang masih proses skripsinya, sukses buat kita semua :)