Wednesday, May 21, 2014

Cukup Menguras Pikiran

Bagaimana jadinya kalau soal-soal yang keluar saat ujian berbanding terbalik dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya? Mungkin agak kecewa juga tapi ya ga perlu juga kayaknya kalau mau menyalahkan pembuat soal, salah siapa hanya terfokus pada materi tertentu, hehe. Sudahlah, sekarang kita berdoa aja, mudah-mudahan ditunjukkan yang terbaik oleh Allah SWT aamiin yra.
Sekitar jam 6.20 aku berangkat dari kosan dengan membawa tas beserta isinya termasuk alat tulis dan kartu tanda peserta. Pagi itu terasa sangat dingin. Hampir sebulan di Tasik, kembali ke Bandung seperti kembali ke tempat baru, beradaptasi kembali. Entah itu beradaptasi dengan udara maupun dengan pola makan. Mungkin karena aku yang sedang kurang fit dan makan tidak teratur, didukung udara dingin yang baru saja aku rasakan kembali, jadilah hidungku terkena flu. Tak lupa aku membawa bekal untuk sarapan seadanya, roti dan air mineral.
Sesampainya di depan gedung Sps UPI (Sekolah Pasca Sarjana UPI), sudah cukup ramai, banyak orang lalu lalang keluar masuk gedung dan beberapa orang yang menawarkan alat tulis seperti papan, pensil, penghapus, dan sebagainya. Ruangan tempat aku tes berada di lantai 3 sebelah kiri gedung tersebut. Cukup mudah untuk menemukannya karena memang saat itu suasananya cukup ramai, sangat terasa adanya pelaksanaan tes. Sebelum tes berlangsung, aku menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Tempat dudukku tepat di bawah pendingin ruangan (AC), merasa was-was karena memang saat itu aku sedang flu. Aku takut flu itu mengganggu konsentrasiku saat mengerjakan soal. Dugaanku benar. Selama mengerjakan soal, aku terus menerus flu dan batuk. Beberapa kali aku menahan batukku dengan minum, karena takut mengganggu peserta tes yang lainnya. Di saat seperti itu, terkadang kita sulit untuk berfikir positif. Berharap saat ujian dapat konsentrasi namun ternyata tidak. Hiks. Ku kerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kemampuanku.
Tes yang diujikan terdiri dari soal Bahasa Inggris dan Potensi Akademik yang cukup menguras pikiranku. Melihat soal seperti itu aku semakin ingin lebih meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisku yang masih sangat berantakan. Masih banyak kosakata yang belum aku mengerti saat aku membaca panjangnya teks. Aku masih menggunakan cara mengira-ngira dengan menyambungkan kata dan kalimatnya dengan mengambil kata kuncinya. Aku pikir mungkin jika nanti aku lulus dan menjalani perkuliahan akan banyak menggunakan bahasa internasional itu. Mungkin soal-soal tersebut merupakan contohnya. Dengan waktu 90 menit, aku harus menyelesaikan 60 soal Bahasa Inggris. Meskipun soal-soal tersebut berdasarkan pada teks, banyak soal yang berkaitan dengan grammar, kosakata, penghitungan dan sebagainya. Berbeda dengan soal Bahasa Inggris, soal Pontensi Akademik terdiri dari 120 soal. Parahnya, sekitar 30-40 nomor terakhir aku kerjakan di 15 menit terakhir. Aku terlalu terfokus pada soal yang sulit. Padahal seharusnya kita dapat mengerjakan soal-soal yang mudah terlebih dahulu. Ini jadi pelajaran bagiku agar kedepannya bisa lebih mengatur waktu dalam mengerjakan soal. Untungnya tes ini tidak ada sistem pengurangan nilai jika jawabaan kita salah, sehingga aku coba isi semua soal meski tidak yakin jawabanku itu benar atau salah.
Bismillah. Jika ada keinginan, insyaAllah ada jalannya. Semuanya ku pasrahkan pada Mu, Ya Allah. Jika memang ini yang terbaik, lancarkan dan mudahkan jalanku ini, aamiin yra.
Mohon doanya :)

Monday, May 19, 2014

Kwetiau Favorit

Penyusunan skripsi tentu akan terasa jenuh jika dilakukan terus menerus tanpa istirahat terutama jika satu semester itu hanya mengontrak skripsi tanpa kegiatan lain. Untuk mengatasinya biasanya aku melakukan apapun yang aku suka. Entah itu dilakukan di kosan, di kampus, mau pun di luar kosan dan kampus. Lakukanlah apa yang menjadi hobimu agar otak kembali fresh. Manjakan dirimu, hehe. Tapi yang sering ku lakukan adalah jajan, jadilah badanku tumbuh ke samping *ups jujur hihihi.
Suatu hari secara tak sengaja aku membuka grup di fb, ada info seminar kepenulisan yang salah satu pematerinya Darwis Tere Liye. Wow, dia penulis yang sangat menginspirasi bagiku. Aku sangat tertarik untuk mengikutinya.
Aku ikut acara itu sendirian, ku ajak teman-temanku namun mereka sudah punya jadwal masing-masing di hari itu. Saat jam istirahat siang, aku mencari makan pun sendirian (sedih, ga dikasih makan pula sama panitia, emang harga ga pernah bohong sih *ngomong sendirian* hihihi) dan ku temukan makanan ini, taraaa:

Ya, this is kwetiau goreng, tepatnya ada di kantin pasca UPI (belakang gedung pasca Upi, sebelah ampiteater Upi/Gd kebudayaan). Kalau menurut aku rasanya enak, bumbunya pas, kematangannya pas, sayurannya sesuai sama takaran kwetiaunya, ada telur, ayam suir, potongan baso sama potongan sosis. Nice. Rasanya beda sama kwetiau-kwetiau yang pernah aku cobain sekitar kosan. Piringnya pakai piring bambu dilapisi kertas nasi. Cukup sederhana namun rasanya pas, dengan harga pas Rp 9rb. Ibunya juga baik. Pas masuk kantin, kedai ini ada di sebelah kanan dekat dengan kedai seblak dan minuman. 
Selain kwetiau goreng, ada juga kwetiau kuah. Kalau kwetiau kuah, tampilannya hampir mirip dengan mie baso tapi ini mie-nya diganti dengan kwetiau. Sayurannya pakai kol. Basonya seperti baso beneran, eh maksudnya bukan baso yang seperti aci gitu kenyal-kenyal gitu, yang ini basonya lumayan enak menurutku dan menurut teman-temanku yang sering makan siang disini juga. Oh iya kalau kwetiau kuah tempatnya bukan pakai kertas nasi tapi pakai mangkok biasa dan disediakan kecap sambal seperti di tukang baso lainnya, hehe. 
Kalau makan siang disini rasanya kayak ikutan jadi mahasiswa pasca tapi kayaknya mukanya belum kewajahan, hehe. Mudah-mudahan suatu saat nanti aku bisa melanjutkan pendidikanku di Pasca Upi ini, aamiiin yra :) 

Mengatasi Bengkak dengan Beras dan Kencur

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ya, kalimat yang sering kita dengar ini memang benar adanya. Kita lebih baik menjaga kesehatan daripada sakit lalu mengobatinya. Namun jika kita mendapat ujian berupa suatu penyakit atau pun kejadian yang tidak diinginkan tentunya harus memiliki solusi untuk mengatasinya. Tidak ada satu pun penyakit yang paling enak, sekali pun flu yang mungkin sering diremehkan namun tetap saja flu ini mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Badan kita yang biasanya dapat melakukan segala kegiatan dengan normal akan terganggu jika ada salah satu dari anggota tubuh yang sakit atau terluka. Berbagai macam obat untuk mengatasinya sering kita temukan baik dari bahan kimia maupun herbal, bergantung kebutuhan.
Beberapa minggu yang lalu aku terjatuh dari motor. Mata kakiku sedikit terluka, ku obati dengan obat luka biasa karena menurutku itu hanya lecet biasa. 1, 2 hari berlalu aku bisa berjalan seperti biasa namun di hari ketiga kakiku mulai terasa sakit bahkan bengkak. Lalu aku diurut ke tukang urut setempat. Tidak ada perubahan, kakiku tetap sakit, terasa sangat berat, untuk berdiri pun sangat susah terlebih untuk berjalan. Makin hari kakiku semakin bengkak, mamah dan nenekku menyarankanku untuk mengompresnya dengan air hangat dan mengobatinya dengan tumbukkan beras dan kencur. 
Caranya cukup mudah. Kompres bagian yang bengkak dengan air hangat dengan handuk kecil atau apapun yang menyerupainya, setelah beberapa kali dikompres keringkan bagian yang bengkak, tumbuk beras dan 2-3 cm kencur (tergantung ukuran bengkaknya) yang sudah dibersihkan lalu tempelkan pada bagian yang bengkak, biarkan tumbukkan beras dan kencur itu sampai kering. Bersihkan. Waktu itu, ku lakukan hal itu setiap sebelum tidur agar kakinya dibiarkan istirahat. Saat tidur, sebaiknya posisi kaki lebih tinggi daripada badan kita untuk melancarkan peredaran darah. Jangan kaget saat bangun tidur, beras sama kencurnya akan mengelupas sendiri dan berjatuhan ke kasur, hehe.
Alhamdulillah setelah kurang lebih 3-4 kali kakiku tidak bengkak lagi, terasa ringan, dan dapat berjalan normal seperti biasanya. Tapi semua itu tetap tak luput dari pertolongan Allah yang memberikan kesembuhan, jadi selain berusaha kita juga tetap harus berdoa supaya diberi kesembuhan :)