Semester enam ini adalah semester dengan jumlah SKS yang
paling sedikit, yaitu 14 sks termasuk 2 sks untuk KKN. Tapi tugasnya lebih WOW
dari semester-semester sebelumnya, salah satunya tugas mata kuliah sistem
pemerintahan daerah yang harus melakukan observasi ke daerah-daerah di sekitar
Jawa Barat dan Banten. Kelompok kami mendapat tugas untuk meneliti Kota Banjar.
Sedangkan kelompok lain ditugaskan ke Jakarta, Cirebon, Banten, dan Karawang. Berbeda
dengan praktikum sebelumnya yang biasanya telah disiapkan oleh jurusan untuk
perizinan dan sebagainya, yang kita hanya menyiapkan instrumen dan sebagainya
saja, tugas yang satu ini harus kita sendiri yang menyiapkan segala sesuatunya.
Kita harus berhadapan dengan birokrasi pemerintah daerah yang cenderung serius
dan ketat.
Singkat cerita, suatu hari kelompok kami mengunjungi Bappeda Kota Banjar. Tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ternyata sambutan dari aparatur pemerintah daerah (pemda) ini begitu ramah seperti keluarga sendiri. Kami mewawancarai Sekretaris Bappeda saat itu sambil mengobrol santai namun tetap serius. Ku lihat beberapa staff yang berjajar di ruangan itu di depan masing-masing meja kerjanya yang terdapat komputer maupun laptop per orangnya begitu sibuk. Lucunya, saat kami pulang kami dibekali rambutan khas Batu Lawang (alamat kantor Bappeda Banjar) Kota Banjar dan sempat aku dokumentasikan sebagai berikut: *hehehe :D
Hasil observasi ini kami jadikan laporan yang menganalisis tentang Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pemda, kinerja,manajemen organisasi, masalah dan upaya dari berbagai dinas terkait dan sebagainya. Selain ke Bappeda, kelompok kami juga mengunjungi beberapa dinas seperti dinas pendidikan, kesehatan, dan industri yang diwakili oleh anggota dari kelompok kami.
Teori memang tak selamanya seiring dengan praktek di lapangan. Teori pun bukan lah apa-apa jika tidak diimbangi dengan praktek. Sehingga perlu adanya praktek langsung dalam mempelajari suatu teori.