Bagaimana jadinya kalau soal-soal
yang keluar saat ujian berbanding terbalik dengan materi yang telah
dipersiapkan sebelumnya? Mungkin agak kecewa juga tapi ya ga perlu juga kayaknya
kalau mau menyalahkan pembuat soal, salah siapa hanya terfokus pada materi
tertentu, hehe. Sudahlah, sekarang kita berdoa aja, mudah-mudahan ditunjukkan
yang terbaik oleh Allah SWT aamiin yra.
Sekitar jam 6.20 aku berangkat dari
kosan dengan membawa tas beserta isinya termasuk alat tulis dan kartu tanda
peserta. Pagi itu terasa sangat dingin. Hampir sebulan di Tasik, kembali ke
Bandung seperti kembali ke tempat baru, beradaptasi kembali. Entah itu
beradaptasi dengan udara maupun dengan pola makan. Mungkin karena aku yang
sedang kurang fit dan makan tidak teratur, didukung udara dingin yang baru saja
aku rasakan kembali, jadilah hidungku terkena flu. Tak lupa aku membawa bekal
untuk sarapan seadanya, roti dan air mineral.
Sesampainya di depan gedung Sps
UPI (Sekolah Pasca Sarjana UPI), sudah cukup ramai, banyak orang lalu lalang
keluar masuk gedung dan beberapa orang yang menawarkan alat tulis seperti
papan, pensil, penghapus, dan sebagainya. Ruangan tempat aku tes berada di
lantai 3 sebelah kiri gedung tersebut. Cukup mudah untuk menemukannya karena
memang saat itu suasananya cukup ramai, sangat terasa adanya pelaksanaan tes. Sebelum
tes berlangsung, aku menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Tempat dudukku
tepat di bawah pendingin ruangan (AC), merasa was-was karena memang saat itu
aku sedang flu. Aku takut flu itu mengganggu konsentrasiku saat mengerjakan
soal. Dugaanku benar. Selama mengerjakan soal, aku terus menerus flu dan batuk.
Beberapa kali aku menahan batukku dengan minum, karena takut mengganggu peserta
tes yang lainnya. Di saat seperti itu, terkadang kita sulit untuk berfikir
positif. Berharap saat ujian dapat konsentrasi namun ternyata tidak. Hiks. Ku
kerjakan soal-soal tersebut sesuai dengan kemampuanku.
Tes yang diujikan terdiri dari
soal Bahasa Inggris dan Potensi Akademik yang cukup menguras pikiranku. Melihat
soal seperti itu aku semakin ingin lebih meningkatkan kemampuan Bahasa
Inggrisku yang masih sangat berantakan. Masih banyak kosakata yang belum aku
mengerti saat aku membaca panjangnya teks. Aku masih menggunakan cara
mengira-ngira dengan menyambungkan kata dan kalimatnya dengan mengambil kata
kuncinya. Aku pikir mungkin jika nanti aku lulus dan menjalani perkuliahan akan
banyak menggunakan bahasa internasional itu. Mungkin soal-soal tersebut
merupakan contohnya. Dengan waktu 90 menit, aku harus menyelesaikan 60 soal
Bahasa Inggris. Meskipun soal-soal tersebut berdasarkan pada teks, banyak soal
yang berkaitan dengan grammar, kosakata, penghitungan dan sebagainya. Berbeda
dengan soal Bahasa Inggris, soal Pontensi Akademik terdiri dari 120 soal. Parahnya,
sekitar 30-40 nomor terakhir aku kerjakan di 15 menit terakhir. Aku terlalu
terfokus pada soal yang sulit. Padahal seharusnya kita dapat mengerjakan
soal-soal yang mudah terlebih dahulu. Ini jadi pelajaran bagiku agar kedepannya
bisa lebih mengatur waktu dalam mengerjakan soal. Untungnya tes ini tidak ada sistem
pengurangan nilai jika jawabaan kita salah, sehingga aku coba isi semua soal
meski tidak yakin jawabanku itu benar atau salah.
Bismillah. Jika ada keinginan,
insyaAllah ada jalannya. Semuanya ku pasrahkan pada Mu, Ya Allah. Jika memang
ini yang terbaik, lancarkan dan mudahkan jalanku ini, aamiin yra.
Mohon doanya :)