Monday, May 19, 2014

Kwetiau Favorit

Penyusunan skripsi tentu akan terasa jenuh jika dilakukan terus menerus tanpa istirahat terutama jika satu semester itu hanya mengontrak skripsi tanpa kegiatan lain. Untuk mengatasinya biasanya aku melakukan apapun yang aku suka. Entah itu dilakukan di kosan, di kampus, mau pun di luar kosan dan kampus. Lakukanlah apa yang menjadi hobimu agar otak kembali fresh. Manjakan dirimu, hehe. Tapi yang sering ku lakukan adalah jajan, jadilah badanku tumbuh ke samping *ups jujur hihihi.
Suatu hari secara tak sengaja aku membuka grup di fb, ada info seminar kepenulisan yang salah satu pematerinya Darwis Tere Liye. Wow, dia penulis yang sangat menginspirasi bagiku. Aku sangat tertarik untuk mengikutinya.
Aku ikut acara itu sendirian, ku ajak teman-temanku namun mereka sudah punya jadwal masing-masing di hari itu. Saat jam istirahat siang, aku mencari makan pun sendirian (sedih, ga dikasih makan pula sama panitia, emang harga ga pernah bohong sih *ngomong sendirian* hihihi) dan ku temukan makanan ini, taraaa:

Ya, this is kwetiau goreng, tepatnya ada di kantin pasca UPI (belakang gedung pasca Upi, sebelah ampiteater Upi/Gd kebudayaan). Kalau menurut aku rasanya enak, bumbunya pas, kematangannya pas, sayurannya sesuai sama takaran kwetiaunya, ada telur, ayam suir, potongan baso sama potongan sosis. Nice. Rasanya beda sama kwetiau-kwetiau yang pernah aku cobain sekitar kosan. Piringnya pakai piring bambu dilapisi kertas nasi. Cukup sederhana namun rasanya pas, dengan harga pas Rp 9rb. Ibunya juga baik. Pas masuk kantin, kedai ini ada di sebelah kanan dekat dengan kedai seblak dan minuman. 
Selain kwetiau goreng, ada juga kwetiau kuah. Kalau kwetiau kuah, tampilannya hampir mirip dengan mie baso tapi ini mie-nya diganti dengan kwetiau. Sayurannya pakai kol. Basonya seperti baso beneran, eh maksudnya bukan baso yang seperti aci gitu kenyal-kenyal gitu, yang ini basonya lumayan enak menurutku dan menurut teman-temanku yang sering makan siang disini juga. Oh iya kalau kwetiau kuah tempatnya bukan pakai kertas nasi tapi pakai mangkok biasa dan disediakan kecap sambal seperti di tukang baso lainnya, hehe. 
Kalau makan siang disini rasanya kayak ikutan jadi mahasiswa pasca tapi kayaknya mukanya belum kewajahan, hehe. Mudah-mudahan suatu saat nanti aku bisa melanjutkan pendidikanku di Pasca Upi ini, aamiiin yra :) 

No comments:

Post a Comment