Pada
zaman Rasulullah SAW., keinginan menjadi seorang pemimpin itu jauh berbeda
dengan sekarang yang hanya memdahulukan kepentingan pribadi atau kelompok
daripada kepentingan orang lain atau pun public. Banyak orang yang
berbondong-bondong ingin menjadi ingin menjadi pemimpin dengan tujuan tertentu,
seperti hanya ingin memiliki jabatan paling tinggi semata. Bahkan pemilihan
pemimpin di Indonesia saat ini, hanya dengan “sogokan” uang atau pun materi
lainnya dapat mengintervensi orang untuk mengikutinya tanpa mengetahui
asal-asul dan seluk beluk yang dimiliki. Memang tidak semua pemimpin seperti
itu, namun tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi dan pada kenyataannya
banyak permainan politik disana.
Menjadi
seorang pemimpin memang bukan hal yang mudah karena pemimpin itu memiliki
tanggung jawab yang besar. Namun jika benar-benar memiliki keinginan yang kuat
dengan niat yang benar dan visi misi untuk memajukan sesuatu yang dipimpinnya,
serta menjunjung tinggi nilai kejujuran, dia pun akan dapat menjadikan apa yang
dipimpinnya itu benar. Seperti sosok
Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang adil, jujur, bijaksana, dan amanah, dapat
dijadikan contoh bagi kita. Intinya, seorang pemimpin itu tidak hanya
mementingkan tingkat kecerdasan semata, tetapi juga harus memiliki hati nurani
karena hati nurani itu tidak mungkin melakukan hal-hal yang kurang baik. Hati
nurani itu suci, bahkan menurut beberapa ulama sifat hati nurani itu seperti
dalam asma’ul husna. Pemimpin yang seperti itu tentunya tidak hany diidolakan namun
juga mendapat pahala. Insya Allah…
Dalam
ajaran islam, tepatnya dalam kitab suci Al Qur’an pun telah dibahas tentang
pemimpin bahwa setiap orang itu adalah pemimpin. Meskipun dia bukan presiden,
gubernur, ketua RW, ketua kelas, atapun yang lainnya, dia tetap dapat dikatakan
sebagai pemimpin, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri. Dia dapat mengatur
kehidupannya dengan baik atau sebaliknya, tergantung dirinya sendiri. Jika
seseorang belum bisa memimpin dirinya sendiri dengan baik maka kecil
kemungkinan dia bisa memimpin orang lain. Jadi, carilah pemimpin yang telah
bisa mengatur dirinya sendiri dengan baik. Pemimpin yang seperti itu tentunya.
*NB: Postingan
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat PLKM 2012 dan ditulis 1 jam sebelum
batas pengumpulan. Mungkin bisa dibilang “the power of kepepet” :D makasih buat
teh Santi yang udah ngasih insprasi saat berbincang-bincang tadi :D yang mau ngasih kritik dan saran mangga komen disini :)
No comments:
Post a Comment