by : google.com
Saat naik bis, aku disambut segerombolan pedagang
dengan berbagai macam dagangannya dan mempersilahkan untuk memilih tempat
duduk. Hal ini dilakukan kepada hampir semua penumpang. Untungnya bis yang ku
naiki saat itu belum terlalu penuh sehingga aku dapat ,encari kursi yang masih
kosong dan kra-kira nyaman. Tak lama mencarinya, ku putuskan untuk duduk di
kursi urutan ke enam sebelah kiri dekat jendela dan ketika itu juga ada seorang
pedagang strawberry yang menawarkan dagangannya kepadaku. Rencanaku, aku ga
akan beli apa pun selama di perjalanan selain Koran untuk mengisi waktuku
selama di bis. Tapi setelah ku perhatikan penjelasan dari pedagangnya ditambah
ku lihat cantiknya warna, bentuk, dan wangi buah strawberry itu, aku pun
tergoda untuk membelinya. (hahaha ga bisa nahan kalo udah kayak gini,wkwk :D).
Setelah itu, pedagang lain bermunculan silih berganti
menawarkan barang dagangannya. Beberapa menit kemudian, ada pedagang strawberry
lagi dengan orang yang berbeda yang sepertinya kurang suka melihatku membeli strawberry
dari pedagang sebelumnya sambil menggerutu. Entah apa perkataannya, aku lupa. Yang
jelas, Sang Pedagang menunjuk-nunjuk strawberry yang ada di sampingku. Sadar dengan
hal itu, ku masukkan strawberrynya ke dalam tas. Pedagang itu pun mendekatiku dan
memaksaku untuk membelinya sampai menawarkan harga palng rendah yang pernah ku
dengar untuk strawberry sebanyak itu. Bahkan
entah karena apa pedagang itu sampai bilang “ya udh, buat neng aja strawberry nya”
sambil berjalan ke arah belakang meninggalkanku. HAH, APA MAKSUDNYA INI?? Aku semakin
tak mengerti maksud pedagang tersebut. Ku siapkan segera uang dengan nominal
harga terakhir yang ia tawarkan. Samar-samar ku dengar ia menawarkan
dagangannya ke penumpang lain dengan harga asli dan membelinya. Berharap pedagang
tersebut kembali untuk menghilangkan rasa gelisahku dengan memberi kepastian
yang jelas. Saat kembali melewati kursi, ku berikan uang tadi kepadanya lalu
di bilang “berapa ini” “sekin sekian *sensor* kan tadi katanya segitu”. Ia kebingungan.
Ku bilang “ya udah kalo ga mau kembaliin aja uangnya”. Alhasil, uangnya
dikembalikan.
Aku masih tak mengerti. Tapi ya sudahlah, ambil hikmahnya saja. Mungkin saat itu aku ini kurang tegas, hmm.. -_-
No comments:
Post a Comment