Menurut saya, program Bimbingan dan Konseling di sekolah belum optimal karena keterbatasan dari guru BK sendiri dan kurangnya implikasi dari guru mata pelajaran yang memahami peran dan fungsinya dalam program tersebut. Tak sedikit dalam sebuah sekolah, seorang guru BK bukan berlatar belakang dari pendidikan BK sehingga pelaksanaan program BK tidak begitu efektif. Untuk mengoptimalkannya, selain diperbanyak guru BK yang kompeten dalam bidangnya, untuk guru-guru mata pelajaran pun disosialisasikan mengenai perannya dalam program pelaksanaan BK tersebut.
Selain itu juga tak sedikit siswa yang enggan datang ke BK dalam menghadapi kehidupannya, entah itu hanya bercerita kehidupan sehari-hari atau pun menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Mereka lebih memilih mengungkapkannya kepada teman terdekatnya dibanding kepada guru BK yang lebih mengerti keadaan psikologis siswa. BK hanya ramai dikunjungi saat siswa akan memilih pendidikan selanjutnya, selebihnya seperti yang kurang optimal. Menurut saran saya, seharusnya guru BK sendiri dapat mendekati siswanya sehingga siswa pun merasa nyaman. Bahkan jika perlu, BK dimasukkan ke dalam kurikulum seperti mata pelajaran yang lain. Dan lebh baik lagi jika BK itu masuk kelas dengan menjelaskan tentang kehidupan yang dihadapi siswa sesuai jenjangnya, seperti perkembangan social, perkembangan fisik, dan sebagainya. Namun dimasukkan ke dalam kurikulum disini bukan berarti terlalu serius seperti mata pelajaran yang lain, BK disini menitikberatkan pada sharing antar guru BK dan siswa. Dengan begitu, program pelaksanaan BK akan optimal.
No comments:
Post a Comment