Monday, February 20, 2012

Dan Hujan pun Reda


Pagi tadi aku dan temanku Sri pergi ke perpustakaan untuk mencari salah satu buku mata kuliah yang kita kontrak semester 4 ini. Dosen mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswanya untuk memiliki buku pegangan dan menyarankan kita untuk membeli buku sebut saja karangan A (aku lupa namanya^^) karena menurutnya isi buku itu lengkap dan paling bagus di antara yang lain. Dua hari kemarin temanku yang lain mencari-cari buku karangan A tersebut di salah satu tempat penjualan berbagai macam buku kawasan kota Bandung yang biasanya apapun bukunya pasti ada di sana, namun temanku itu tidak menemukannya. Dosenku itu memang memberi tahu kita bahwa buku karangan si A ini susah didapat.
Setibanya di perpustakaan kita langsung menghampiri mesin pencari dan akhirnya menemukan buku itu meski bukan karangan A. Alhamdulillah..dapat juga. Allah memang selalu memudahkan hambaNya :)
Setelah melihat-lihat isi buku dan sedikit membacanya kita berbincang-bincang, bercerita hari libur kemarin dan membahas tugas-tugas kuliah lain yang harus segera dikumpulkan. Tak lama hujan turun begitu derasnya. Temanku langsung pulang ke kosannya yang berbeda arah dengan kosanku tapi aku tetap duduk manis di depan perpustakaan saat teringat aku tidak membawa payung. Melihat hujan memang indah, air yang diturunkan dari langit itu memberi banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Subhanallah..
Hampir setengah jam hujan masih turun dengan derasnya. Semakin derasnya guyuran hujan itu, makin banyak juga orang-orang yang lalu lalang memakai payung dan berteduh di depan perpustakaan yang memang cukup luas dan nyaman untuk tempat berteduh. Melihat jam di ponselku ternyata sudah waktunya dzuhur. Suara adzan tak terdengar mungkin karena suara hujan yang begitu keras sehingga mengalahkan suara adzan. Sambil menunggu hujan reda akhirnya ku putuskan buat shalat dzuhur di mushala perpustakaan.
Sungguh, hati ini terasa tenang jika telah menghadapNya. Tak hanya itu, kita juga akan merasakan kesegaran alami sehabis wudhu. Air dingin segar karena cuaca dingin yang menyentuh kulit ini memberi semangat baru dan membuat mata ini terbuka lebar. Aku pun bergegas kembali ke luar dan hujan pun reda.
Waktu tak bisa berputar kembali. Seperti sebait sya'ir Arab yang ku dapat saat SMP dulu "al waktu atsmanu minadzdzahab", waktu itu lebih berharga dari pada emas.
Semoga tak hanya untuk kali ini saja, semoga setiap waktu pun terisi dengan hal-hal yang bermanfaat sehingga tak ada waktu yang terbuang sia-sia :)

2 comments:

  1. huhuhuhu..
    nyari buku te lieur,upit..bikin kepala muterrr.hahahahahhaha

    ReplyDelete
  2. hehehe..iya cie,tp kan nemu jg bku Kwu-nya. alhamdulillah :)

    ReplyDelete