Tarbiyah zatiyah adalah pembinaan yang dilakukan oleh seorang muslim/muslimah terhadap dirinya oleh dirinya untuk dirinya sendiri atau bisa dikatakan pembinaan diri. Adapun urgensi dari tarbiyah zatiyah ini :
- Mejaga diri mesti didahulukan daripada orang lain. Hal ini terdapat pada Al Qur'an surat At tahrim ayat 6 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
- Jika kita tidak menbina diri sendiri, maka siapa yang akan membinanya
- Hisab kelak bersifat individual. Meskipun kita berada dalam satu organisasi misalnya, tetap saja hisab atau perhitungan amal dinilai berdasarkan masing-masing orang.
- Tarbiyah zatiyah merupakan sarana tsabat (tegar) dan istiqomah. Setiap orang mempunyai aib atau kesalahan dan yang memperbaikinya adalah dirinya sendiri.
- Tarbiyah zatiyah merupakan sarana dakwah yang paling kuat. Sebelum kita dakwah untuk orang lain, kita harus bisa mensholehkan diri sendiri dulu. Tak mungkin kita mendakwahi orang lain namun kita sendiri tidak melakukannya.
- Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada.
- Tarbiyah zatiyah dikatakan penting karen keistimewaannya yang mudah dilakukan, sarananya banyak dan bisa dilakukan dimana saja.
Penyebab ketidakpedulian terhadap tarbiyah zatiyah :
- Minimnya ilmu. Jika seseorang tidak mengerti, tidak mengetahui urgensinya karena minimnya ilmu maka dia tidak akan peduli.
- Ketidakjelasan tujuan dan sarana.
- Lengket dengan dunia. Terkadang kita terlalu bahagia dengan kenikmatan dunia sehingga melupakan akhirat padahal hidup yang sesungguhnya itu adala kehidupan di akhirat.
- Pemahaman yang salah tentang tarbiyah zatiyah. Adanya anggapan hanya terhadap sesuatu yang wajib padahal yang lain juga penting untuk menyempurnakan yang wajib tersebut.
- Minimnya basis tarbiyah. Ketidakfahaman pentingnya tarbiyah.
- Tidak adanya murabbi (pembina)
- Perasaan akan pentingnya angan-angan. Jarang mengingat kematian, merasa mempunyai waktu yang panjang padahal tidak ada yang tahu berapa sisa waktu yang kita punya di dunia ini.
Sarana-sarana tarbiyah zatiyah :
- Muhasabah (introspeksi diri). Terkadang hal ini sering dilupakan, jadi dubutuhkan adanya monitoring atau pengontrolan.
- panduan muhasabah : dilakukan sebelum tidur secara rutin (menurut Ibnu Al Qoyim)
- skala prioritas yang penting : memuhasabahi kesehatan akidah, syirik kecil dan tersembunyi, kewajiban-kewajiban, kemunkaran, ibadah sunnah dan lainnya.
- jenis-jenis muhasabah : muhasabah diri sebelum berbuat, muhasabah diri setelah berbuat, muhasabah diri atas kelalaian kepada Allah, muhasabah terhadap waktu dan ingat dosa besar.
2. Taubat dari segala dosa. Syarat : menyesal dan tidak mengulanginya lagi.
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan.
4. Mengerjakan amalan-amalan iman.
5. Memperhatikan aspek moral/akhlak.
6. Terlibat dalam aktivitas dakwah. QS Yusuf ayat 108 yang artinya : Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."
7. Bermujahadah/bersungguh-sungguh.
8. Berdo'a dengan jujur kepada Allah.
Buah dari tarbiyah zatiyah :
- Mendapatkan keridhoan Allah dan syurga-Nya
- Kebahagiaan dan ketentraman
- Dicintai dan diterima Allah
- Sukses
- Terjaga dari keburukan dan hal-hal yang tidak mengenakkan
- Keberkahan waktu dan harta
- Sabar atas penderitaan dan semua kondisi. Senantiasa berhusnudzon tkepada Allah.
- Jiwa merasa aman
semoga kita senantiasa melakukan tarbiyah zatiyah ini..
saya tulis di blog agar saya tidak lupa dengan materi yang saya dapat tadi sore dan yang pasti dapat mempraktekannya..semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment