Masalah
komersialisasi pendidikan sepertinya tidak akan ada habisnya untuk dibicarakan.
Bagaimana tidak, pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap warga Negara, dari kaya
sampai miskin semuanya membutuhkan pendidikan. Khususnya pendidikan formal yang
didapat di sekolah. Namun jika biaya sekolah mahal, tidak dapat dipungkiri
seseorang akan lebih memilih kebutuhan yang lain daripada menggunakan biaya
yang dimilikinya untuk mendapatkan pendidikan formal. Bahkan tak sedikit
anak-anak Indonesia yang tentunya akan menjadi pemimpin bangsa kelak, tidak
mendapat pendidikan karena masalah biaya.
Mahalnya
biaya pendidikan membuat rakyat miskin putus sekolah bahkan tidak sedikit pun
mendapatkan kesempatan untuk sekolah. Karenanya mereka tidak dapat
mengembangkan keterampilan untuk mencapai cita-cita mereka sehingga mereka
tidak dapat bersaing dengan yang lain dalam menghadapi era globalisasi ini.
Selain itu, hilangnya kesempatan untuk sekolah menyebabkan mereka tidak
mendapatkan pekerjaan yang layak dan timbulnya banyak pengangguran.
Mirisnya,
dewasa ini banyak anak-anak kecil yang tidak mampu mendapatkan pendidkan formal
terpaksa bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini pun
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik secara fisik maupun
psikologis. Mereka tidak dapat menghadapi hidunya seperti yang lain. Padahal
tak sedikit dari mereka yang memiliki kecerdasan dibandingkan orang mampu yang
terkadang tidak serius menjalani pendidikan dan hanya berfoya-foya. Misalnya
pada anak jalanan yang mengamen. Sebenarnya mereka sangat menginginkan untuk
mendapat pendidikan seperti yang lain, namun mereka terpaksa bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
No comments:
Post a Comment